Awas Bahaya Jika Helm Tidak Sering Dicuci

Banyak bahaya kesehatan jika helm tidak sering dicuci ibarat pakaian helm juga harus dirawat secara berkala, bayangkan saja jika pakaian itu melekan 3 bulan lamanya dibadan, seperti itulah kira-kira gambaran jika helm tidak dicuci juga selama tiga bulan. atribut wajib bagi pengendara sepeda motor. Namun, terkadang masih banyak pengendara sepeda motor meremehkan fungsi helm, termasuk dalam merawat kebersihan helm. Tentunya demi kenyamanan helm tersebut, juga perlu perawatan agar bagian kepala Anda tidak penyakitan.  Hal yang paling rawan buat kebersihan helm adalah soal keringat.

unikbaca.com

Apalagi sebabnya kalau bukan lantaran iklim Indonesia sangat panas, dan lembab. Sudah pasti ini penyebab utama keringat akan lebih banyak keluar jika pengendara di Indonesia seliweran di jalanan. Keringat tadi mengancam bagian dalam helm yang berbahan kain linen dan busa. Dari struktur bahannya, sudah pasti keringat segera menyerap. Pagi keringetan, sore mengendap. Besok pagi dipakai lagi, sorenya tambah endapan lagi. Setelah sekian lama, bisa berkuah dan bau deh tuh helm.

Lembab dan bau akibat endapan keringat di lapisan dalam helm bisa mengundang bakteri bersarang. Jelas, karena kotoran dari lemak santapan lezat buat bakteri. Bahkan, bau ciri-ciri bakteri. Yang juga suka dengan lembab dan bau adalah jamur. Seperti yang kita tahu, bakteri dan jamur bisa menyebabkan penyakit kulit. beberapa bakteri yang suka bersarang di helm. Bakteri Staphylococcus epidermis dan Staphylococcus Aureus di pelindung kepala. Berikut Penyakit yang dapat muncul akibat kedua bakteri tersebut:

1. JERAWAT

2. BISUL

3. GATAL-GATAL PADA KULIT KEPALA

4. KETOMBEAN

5. PEYAKIT KULIT LAIN(KADAS, KURAP, PANU)

Tentunya cara untuk menghindari penyakit kulit tersebut dengan rajin mencuci Helm kesayangan agan secara rutin. Apalagi helm-helm terbaru sekarang sudah dapat dilepas lapisan busanya sehingga bagi yang ribet ingin menghemat biaya bisa dicuci sendiri.

Menyetir Mobil Dengan Kekuatan Pikiran

Bagaimana menyetir mobil dengan kekuatan pikiran saja, pasti asyik banget. Kini para insinyur dari Universitas Freie, Berlin, kini sedang berkutat melakukan eksperimen untuk mewujudkannya. Dengan bantuan sensor yang dapat merekam Elektroensefalografi (EEG). Elektroensefalografi sendiri adalah rekaman aktivitas energi listrik spontan di sepanjang kulit kepada yang dihasilkan oleh neuron-neuron dalam otak yang berlangsung dalam waktu yang singkat. Melalui EEG ini, para ilmuwan menginstruksikan si pelaku percobaan untuk membayangkan menggerakkan kubus di dunia virtual.

unikbaca.com

Dengan begitu, mereka mampu membedakan pola gelombang Bioelectrical untuk memerintahkan kubus ini untuk belok ke kiri, ke kanan, mempercepat ataupun mengerem. Selanjutnya, para ilmuwan mengembangkan tampilan antarmuka yang menghubungkan sensor ke sistem kemudi (stir), akselerator dan rem dari mobilnya yang sepenuhnya dikendalikan oleh komputer. Hal ini memungkinkan si pelaku percobaan mempengaruhi pergerakan mobil hanya dengan kekuatan pikirannya saja.

unikbaca.com

Dalam tes uji coba kedua kalinya, sebagian besar mobil melaju secara otomatis, tetapi melalui sensor EEG sopir dapat menentukan arah di persimpangan. “Dalam tes uji coba yang telah kami jalankan, sopir yang dilengkapi dengan sensor EEG mampu mengendalikan mobil tanpa masalah, hanya ada sedikit jeda pada saat otak mengirimkan instruksi dan gerakan mobil agak lambat responnya.” ujar professor Raul Rojas, kepala project Autonomos ini.

Sayangnya implementasi dari konsep menyetir mobil dengan kekuatan pikiran ini dirasa belum layak diterapkan di jalanan, begitu kiranya yang dipaparkan oleh tim Made In Germany yang mengembangkan aplikasi Brain Driver ini. Hmmm, kita tunggu saja ya perkembangannya nanti, siapa tau suatu hari nanti kita tak usah capek lagi menyetir mobil dengan tangan, cukup bayangkan mau kemana, mobil langsung ikut perintah otak kita.