Selama 85 tahun penyelenggaraannya, Oscar tak bisa lepas dari yang namanya kejutan dan kontroversi. Tak jarang pula para juri Academy melewatkan aktor, aktris, sutradara, dan film yang benar-benar bagus untuk kemudian memberi kemenangan kepada yang sebetulnya tak terlalu bagus.
Kejutan-kejutan tersebut dianggap tidak adil oleh banyak pihak. Protes dan ketidakpuasan langsung muncul mengikuti beberapa keputusan Oscar yang memang dirasa aneh. Apa lacur, pemenang sudah dibacakan dan keputusan tak bisa dicabut.
Ketidakadilan tersebut sempat dirasakan oleh INDIANA JONES: RAIDER OF THE LOST ARK yang dirasa unggul dari sisi orisinalitas cerita dan terobosan visual yang mewah harus menyerah kalah dari CHARIOT OF FIRE. Masih terbayang pula bagaimana kisah drama koboi gay yang sarat drama BROKEBACK MOUNTAIN harus merelakan CRASH menang sebagai Film Terbaik di tahun 2006.
Simak daftar bagian pertama 22 ketidakadilan yang pernah terjadi di Oscar.
Yang seharusnya menang: Edward Norton (AMERICAN HISTORY X)
Yang ternyata menang: Roberto Benigni (LIFE IS BEAUTIFUL)
Edward Norton hanya bisa diam memandang lawannya Roberto Benigni maju ke podium Oscar saat namanya dibacakan oleh Helen Hunt sebagai Aktor Terbaik 1999. Dua peran yang bersanding dalam satu kategori ini terbilang unik. Keduanya sama-sama berkaitan dengan Nazi. Agaknya peran Benigni dalam LIFE IS BEAUTIFUL lebih memenangkan hati para juri Academy daripada peran Norton dalam AMERICAN HISTORY X.
Norton tampil keras dan kasar sebagai skinhead pemuja Nazi agaknya kurang disukai juri Oscar terlepas ia tampil sempurna sebagai seorang aktor pada tahun ini. Sedangkan Benigni yang berperan sebagai korban Nazi lebih pandai mencuri hati penontonnya.
Yang seharusnya menang: TOP HAT
Yang ternyata menang: MUTINY ON THE BOUNTY
Oscar nampaknya suka dengan film petualangan di atas kapal (Ingat TITANIC?) seperti MUTINY ON THE BOUNTY ini. Film ini jelas jauh dari kategori terbaik sebab dalam sejarah Oscar, film ini satu-satunya yang menang Film Terbaik tanpa menang di kategori pendukung lainnya. Film sejarah TOP HAT yang dibuat dengan begitu serius dan akurat malah tak dimenangkan. Dua korban jiwa yang terjadi selama syuting TOP HAT pun pasti menangis dari alam baka karena ketidakadilan ini.
Yang seharusnya menang: LA GRANDE ILLUSION
Yang ternyata menang: YOU CAN'T TAKE IT WITH YOU
Film berbahasa asing susah untuk merebut suara para juri Oscar meski film tersebut sejatinya berkualitas sangat bagus. Hal tersebut terjadi di tahun 1938 saat film klasik GRAND ILLUSION yang berkisah tentang para tahanan penjara ini ikut serta dalam ajang Oscar. Yang menang nyatanya adalah YOU CAN'T TAKE IT WITH YOU karya Frank Capra yang bertema lebih pop daripada saingannya yang lain. Banyak pihak lantar berargumen bahwa film Capra satu ini bukanlah filmnya yang terbaik, tapi Oscar nyatanya berkata lain.
Yang seharusnya menang: THE WIZARD OF OZ
Yang ternyata menang: GONE WITH THE WIND
Tahun 1940 menjadi tahun yang paling ketat atmosfir kompetisinya dibandingkan tahun-tahun yang lain. Pada tahun ini nama Victor Fleming menjadi yang paling disorot lantaran dua filmnya, THE WIZARD OF OZ dan juga GONE WITH THE WIND sama-sama dinominasikan untuk Film Terbaik. Keduanya digarap dengan begitu apik dan megah sehingga susah untuk memilih mana yang lebih baik. Jika dipikir lebih matang, OZ lebih layak menang lantaran membawa dunia fantasi anak ke dalam layar lebar di mana di dalamnya juga terkandung konflik gelap.
Yang seharusnya menang: THE RED SHOES
Yang ternyata menang: HAMLET
Film Inggris THE RED SHOES garapan Powell and Pressburger secara lengkap memuat permasalahan hidup dalam sebuah film yang apik. Film ini membahas tentang obsesi, cinta, musik, penderitaan, dan juga tekanan hidup. HAMLET yang akhirnya menang jadi Film Terbaik adalah adaptasi karya Shakespeare yang juga bagus, namun tak sebagus THE RED SHOES. Ketidakadilan ini menjadi penegas bahwa film produksi selain Hollywood (Amerika) susah menang Oscar.
Yang seharusnya menang: Grace Kelly (COUNTRY GIRL)
Yang ternyata menang: Judy Garland (A STAR IS BORN)
Judy Garland bermain total sebagai Esther Blodgett, seorang penyanyi yang berjuang keras untuk tetap tampil menawan di mata penggemarnya. Tak hanya itu, persaingan ketat dengan penyanyi lain membuatnya harus bekerja sangat keras dalam membuat setiap pertunjukannya berjalan bagus. Garland dinilai kritikus sebagai satu-satunya aktris yang aktingnya mampu menghidupkan sosok Esther yang kompleks. Pada saat nama pemenang Aktris Terbaik 1955 dibacakan, namanya juri Oscar tak menganggap akting Garland sebagai yang terbaik.
Yang seharusnya menang: SINGING IN THE RAIN
Yang ternyata menang: THE GREATEST SHOW ON EARTH
Tahun 1952 adalah tahun ketatnya persaingan antara film musikal SINGING IN THE RAIN dan film western arahan Fred Zinnemman. Mendekati pelaksanaan Oscar, banyak yang menduga bahwa satu di antara kedua film tersebut lah yang nanti akan menjadi Film Terbaik Oscar 1953. Tapi siapa sangka, secara tak diduga film THE GREATEST SHOW ON EARTH muncul sebagai pemenangnya. Film yang dibintangi oleh hewan asli sirkus tersebut melenggang manis menjadi Film Terbaik.
Yang seharusnya menang: THE SEARCHERS
Yang ternyata menang: AROUND THE WORLD IN 80 DAYS
Sama nasibnya seperti film berbahasa asing, film western (koboi) juga jarang dilirik oleh Oscar menjadi Film Terbaik. Nasib mengenaskan tersebut dialami oleh THE SEARCHERS yang harus takluk dengan film petualangan keliling dunia penuh warna yang kurang mantap dari sisi aktingnya, AROUND THE WORLD IN 80 DAYS.
Yang seharusnya menang: Stanley Kubrick (2001: A SPACE ODYSSEY)
Yang ternyata menang: Carol Reed (OLIVER!)
Thriller di ruang angkasa A SPACE ODYSSEY adalah karya besar sutradara Stanley Kubrick semasa hidupnya. Film tersebut berhasil membuat penonton serta kritikus ternganga karena terobosan yang dilakukan Kubrick dalam film tersebut. Parahnya, saking kagumnya dengan film tersebut para juri Oscar lupa membubuhkan suara untuk film Kubrick tersebut. Jadilah Carol Reed yang keluar sebagai Sutradara Terbaik.
Yang seharusnya menang: NETWORK
Yang ternyata menang: ROCKY
ROCKY memenangkan piala Film Terbaik lantaran mampu merebut hati penonton dengan kisah perjuangan sang Rocky Balboa dalam mewujudkan impiannya menjadi petinju profesional. Tapi tunggu dulu seharusnya piala itu jatuh ke tangan NETWORK yang menelanjangi kejamnya dunia media beserta intrik-intrik di dalamnya. NETWORK akhirnya menang besar di kategori akting. Coba kalau tokoh-tokoh dalam NETWORK ditandingkan dengan tokoh-tokoh dalam ROCKY, pasti NETWORK yang menang
Yang seharusnya menang: Martin Scorsese (RAGING BULL)
Yang ternyata menang: Robert Redford (ORDINARY PEOPLE)
Sutradara Martin Scorsese telah lama dicurangi oleh juri Oscar di sepanjang karirnya. Hingga akhirnya ia menang sebagai Sutradara terbaik lewat THE DEPARTED. Gelar kehormatan tersebut harusnya didapatnya lewat film RAGING BULL yang dengan anggun memotret kisah petinju dalam bertarung di atas ring dan juga dalam kehidupan pribadinya. Lebih pahit lagi, ia harus kalah dengan Robert Redford yang baru menjalani debutnya lewat ORDINARY PEOPLE.
Kejutan-kejutan tersebut dianggap tidak adil oleh banyak pihak. Protes dan ketidakpuasan langsung muncul mengikuti beberapa keputusan Oscar yang memang dirasa aneh. Apa lacur, pemenang sudah dibacakan dan keputusan tak bisa dicabut.
Ketidakadilan tersebut sempat dirasakan oleh INDIANA JONES: RAIDER OF THE LOST ARK yang dirasa unggul dari sisi orisinalitas cerita dan terobosan visual yang mewah harus menyerah kalah dari CHARIOT OF FIRE. Masih terbayang pula bagaimana kisah drama koboi gay yang sarat drama BROKEBACK MOUNTAIN harus merelakan CRASH menang sebagai Film Terbaik di tahun 2006.
Simak daftar bagian pertama 22 ketidakadilan yang pernah terjadi di Oscar.
1. Pemenang Aktor Terbaik 1999
Yang ternyata menang: Roberto Benigni (LIFE IS BEAUTIFUL)
Edward Norton hanya bisa diam memandang lawannya Roberto Benigni maju ke podium Oscar saat namanya dibacakan oleh Helen Hunt sebagai Aktor Terbaik 1999. Dua peran yang bersanding dalam satu kategori ini terbilang unik. Keduanya sama-sama berkaitan dengan Nazi. Agaknya peran Benigni dalam LIFE IS BEAUTIFUL lebih memenangkan hati para juri Academy daripada peran Norton dalam AMERICAN HISTORY X.
Norton tampil keras dan kasar sebagai skinhead pemuja Nazi agaknya kurang disukai juri Oscar terlepas ia tampil sempurna sebagai seorang aktor pada tahun ini. Sedangkan Benigni yang berperan sebagai korban Nazi lebih pandai mencuri hati penontonnya.
2. Film Terbaik 1936
Yang ternyata menang: MUTINY ON THE BOUNTY
Oscar nampaknya suka dengan film petualangan di atas kapal (Ingat TITANIC?) seperti MUTINY ON THE BOUNTY ini. Film ini jelas jauh dari kategori terbaik sebab dalam sejarah Oscar, film ini satu-satunya yang menang Film Terbaik tanpa menang di kategori pendukung lainnya. Film sejarah TOP HAT yang dibuat dengan begitu serius dan akurat malah tak dimenangkan. Dua korban jiwa yang terjadi selama syuting TOP HAT pun pasti menangis dari alam baka karena ketidakadilan ini.
3. Film Terbaik 1938
Yang seharusnya menang: LA GRANDE ILLUSION
Yang ternyata menang: YOU CAN'T TAKE IT WITH YOU
Film berbahasa asing susah untuk merebut suara para juri Oscar meski film tersebut sejatinya berkualitas sangat bagus. Hal tersebut terjadi di tahun 1938 saat film klasik GRAND ILLUSION yang berkisah tentang para tahanan penjara ini ikut serta dalam ajang Oscar. Yang menang nyatanya adalah YOU CAN'T TAKE IT WITH YOU karya Frank Capra yang bertema lebih pop daripada saingannya yang lain. Banyak pihak lantar berargumen bahwa film Capra satu ini bukanlah filmnya yang terbaik, tapi Oscar nyatanya berkata lain.
4. Film Terbaik 1940
Yang ternyata menang: GONE WITH THE WIND
Tahun 1940 menjadi tahun yang paling ketat atmosfir kompetisinya dibandingkan tahun-tahun yang lain. Pada tahun ini nama Victor Fleming menjadi yang paling disorot lantaran dua filmnya, THE WIZARD OF OZ dan juga GONE WITH THE WIND sama-sama dinominasikan untuk Film Terbaik. Keduanya digarap dengan begitu apik dan megah sehingga susah untuk memilih mana yang lebih baik. Jika dipikir lebih matang, OZ lebih layak menang lantaran membawa dunia fantasi anak ke dalam layar lebar di mana di dalamnya juga terkandung konflik gelap.
5. Film Terbaik 1949
Yang seharusnya menang: THE RED SHOES
Yang ternyata menang: HAMLET
Film Inggris THE RED SHOES garapan Powell and Pressburger secara lengkap memuat permasalahan hidup dalam sebuah film yang apik. Film ini membahas tentang obsesi, cinta, musik, penderitaan, dan juga tekanan hidup. HAMLET yang akhirnya menang jadi Film Terbaik adalah adaptasi karya Shakespeare yang juga bagus, namun tak sebagus THE RED SHOES. Ketidakadilan ini menjadi penegas bahwa film produksi selain Hollywood (Amerika) susah menang Oscar.
6. Aktris Terbaik 1955
Yang seharusnya menang: Grace Kelly (COUNTRY GIRL)
Yang ternyata menang: Judy Garland (A STAR IS BORN)
Judy Garland bermain total sebagai Esther Blodgett, seorang penyanyi yang berjuang keras untuk tetap tampil menawan di mata penggemarnya. Tak hanya itu, persaingan ketat dengan penyanyi lain membuatnya harus bekerja sangat keras dalam membuat setiap pertunjukannya berjalan bagus. Garland dinilai kritikus sebagai satu-satunya aktris yang aktingnya mampu menghidupkan sosok Esther yang kompleks. Pada saat nama pemenang Aktris Terbaik 1955 dibacakan, namanya juri Oscar tak menganggap akting Garland sebagai yang terbaik.
7. Film Terbaik 1953
Yang seharusnya menang: SINGING IN THE RAIN
Yang ternyata menang: THE GREATEST SHOW ON EARTH
Tahun 1952 adalah tahun ketatnya persaingan antara film musikal SINGING IN THE RAIN dan film western arahan Fred Zinnemman. Mendekati pelaksanaan Oscar, banyak yang menduga bahwa satu di antara kedua film tersebut lah yang nanti akan menjadi Film Terbaik Oscar 1953. Tapi siapa sangka, secara tak diduga film THE GREATEST SHOW ON EARTH muncul sebagai pemenangnya. Film yang dibintangi oleh hewan asli sirkus tersebut melenggang manis menjadi Film Terbaik.
8. Film Terbaik 1957
Yang seharusnya menang: THE SEARCHERS
Yang ternyata menang: AROUND THE WORLD IN 80 DAYS
Sama nasibnya seperti film berbahasa asing, film western (koboi) juga jarang dilirik oleh Oscar menjadi Film Terbaik. Nasib mengenaskan tersebut dialami oleh THE SEARCHERS yang harus takluk dengan film petualangan keliling dunia penuh warna yang kurang mantap dari sisi aktingnya, AROUND THE WORLD IN 80 DAYS.
9. Sutradara Terbaik 1969
Yang seharusnya menang: Stanley Kubrick (2001: A SPACE ODYSSEY)
Yang ternyata menang: Carol Reed (OLIVER!)
Thriller di ruang angkasa A SPACE ODYSSEY adalah karya besar sutradara Stanley Kubrick semasa hidupnya. Film tersebut berhasil membuat penonton serta kritikus ternganga karena terobosan yang dilakukan Kubrick dalam film tersebut. Parahnya, saking kagumnya dengan film tersebut para juri Oscar lupa membubuhkan suara untuk film Kubrick tersebut. Jadilah Carol Reed yang keluar sebagai Sutradara Terbaik.
10. Film Terbaik 1977
Yang seharusnya menang: NETWORK
Yang ternyata menang: ROCKY
ROCKY memenangkan piala Film Terbaik lantaran mampu merebut hati penonton dengan kisah perjuangan sang Rocky Balboa dalam mewujudkan impiannya menjadi petinju profesional. Tapi tunggu dulu seharusnya piala itu jatuh ke tangan NETWORK yang menelanjangi kejamnya dunia media beserta intrik-intrik di dalamnya. NETWORK akhirnya menang besar di kategori akting. Coba kalau tokoh-tokoh dalam NETWORK ditandingkan dengan tokoh-tokoh dalam ROCKY, pasti NETWORK yang menang
11. Sutradara Terbaik 1981
Yang seharusnya menang: Martin Scorsese (RAGING BULL)
Yang ternyata menang: Robert Redford (ORDINARY PEOPLE)
Sutradara Martin Scorsese telah lama dicurangi oleh juri Oscar di sepanjang karirnya. Hingga akhirnya ia menang sebagai Sutradara terbaik lewat THE DEPARTED. Gelar kehormatan tersebut harusnya didapatnya lewat film RAGING BULL yang dengan anggun memotret kisah petinju dalam bertarung di atas ring dan juga dalam kehidupan pribadinya. Lebih pahit lagi, ia harus kalah dengan Robert Redford yang baru menjalani debutnya lewat ORDINARY PEOPLE.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul 11 Ketidakadilan Mengejutkan di Ajang Oscar. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://juriseo.blogspot.com/2013/03/11-ketidakadilan-mengejutkan-di-ajang.html.
Ditulis oleh:
Juri Seo
Belum ada komentar untuk "11 Ketidakadilan Mengejutkan di Ajang Oscar"
Posting Komentar